18 juli 2018, yaa benar itu adalah awal dari kisah yang kujalani bersamamu. Berawal dari nomer yang di kirim oleh ayu, hingga bersama dirimu hingga saat ini.
Sebelumnya tidak pernah aku berniat menjalani hubungan dan dapat bertahan sejauh ini menjalani kisah bersama dirinya, jangankan berniat, bahkan sedikitpun tidak pernah terfikirkan olehku. , D. K, D. N itulah inisial namanya. Yang dapat menarik hati ini, menarik perhatian ini, dan menjadi warna lebih disetiap hari-hari yang kujalani.
Sebuah kisah yang mungkin bisa disebut sebagai sebuah kisah lucu, kisah yang berawal sebelum kita bertemu, kisah yang berawal sebelum kita mengetahui satu sama lain, hanya perasaan yakin diantara keduanya akan sifat, sikap, kepribadian yang belum diketahui oleh keduanya. Hahaha lucu yaa. Modalnya hanya yakin kepada Illahi karna Dia-lah yang mengatur dan menulis skenario ini hingga kita bisa berkirim kabar, berkomunikasi, dan bertemu.
Setiap hari hingga saat ini, keyakinan ku masih tetap sama. Berpegang pada prinsip “semua orang itu berbeda, memiliki sifat yang berbeda, memiliki kepribadian yang berbeda, memiliki watak yang berbeda, memiliki kebiasaan yang berbeda, dan memiliki selera yang berbeda” walaupun sulit namun tetap ku berpegang pada prinsipku, walaupun harus berkorban hati dan fikiran, tapi karna hal itulah yang mampu membuatku bertahan sejauh ini, dan menerima apapun yang ada dalam dirinya.
Pernah ku berfikir dan bertekad untuk mundur dalam kisah ini, namun bukanlah sebuah mental seseorang yang berniat serius jika ku melakukannya. Jujur, terkadang ku berfikir dan sedikit muak dengan sikap yang selalu diambilnya, tapi lagi dan lagi perasaan ini mengalahkan semua hal itu, dan ku hanya berfikir dan meyakinkan hatiku, mungkin belum waktunya dia berubah, dan akan ada dimana waktunya untuk berubah dan sadar akan semua hal itu. Dan dari situlah aku belajar untuk lebih bersabar dan lebih yakin pada dirinya.
Dan pada kesempatan ini, yang ingin aku sampaikan adalah “aku hanyalah pria biasa, manusia biasa” kepadamu yang kuharapkan menjadi pendampingku kelak.
“Terimakasih karena telah memilihku diantara ribuan lelaki diluar sana yang siap untuk kau pilih. Bahkan mungkin mereka jauh lebih baik dariku. Padahal kau begitu tahu, aku hanya pria biasa, manusia biasa, yang jauh dari sebuah kata “sempurna”. Karenanya aku ingin kau tahu, aku bukan pria yang sempurna, sungguh begitu banyak kekuranganku.”
“Maka ketahuilah, kepadamu yang memilihku. Aku tak sebaik Abu Bakar, bahkan jauh berkali-kali lipat. Dan akupun tak sebijak Umar bin Khatab, karenanya aku ingin kau tahu, bahwa aku bisa saja berbuat kesalahan dan begitu membuatmu marah sewaktu-waktu. Maka ku mohon kepadamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah kepadaku, nasihatilah aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah penasehatku, dan aku tak akan berani untuk menyakitimu.”
“Kepadamu yang telah memilihku. Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak tampan rupawan dimatamu, ada kalanya aku akan terlhat begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku sibuk dengan aktivitasku, yaitu untuk menyiapkan perbekalan untuk jalan juang dakwah kita, dan berharap DIA akan membawa kita kepada Ridho-Nya. Maka, aku akan tampak kotor dan berdebu, atau karena keseharianku yang kelak harus membenahi istana kecil kita, agar kau dapat tinggal dengan nyaman dan sehat, serta mungkin aku tidak sempat merawat diri dengan baik untuk bersamamu kelak.”
“Atau mungkin kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu. Namun saat kau semalam tidur nyenyak, aku selalu memohon pertolongan dan kasih sayang Allah untukmu. Jadi, jika esok kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam dimataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kaulah kekuatanku setelah orangtuaku dan yang terutama Allah SWT.”
“Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak... ketahuilah, aku tak sesabar Utsman bin Affan. Ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, atau tak terkontrol, bukan karena aku membencimu, tapi aku hanya pria biasa. Aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan aktivitasmu. Maka bersabarlah, yang kubutuhkan hanya senyumanmu, karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..”
“Padamu yang akan kuharapkan menjadi pendampingku kelak, ketahuilah aku tak secerdas Ali bin Abi Thalib. Maka jangan pernah bosan untuk menasehatiku ke Arah-Nya.. dan jangan segan membangunkanku di sepertiga malam ku, untuk bersamamu memunajatkan pada Kekasih Yang Maha Kasih. Begitu juga, jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu menggali pahala dama amalan-amalan sunnah kita”
“Padamu yang menjadi kekasih hatiku, dari dulu hingga sekarang dan berharap untuk selamanya, ada satu hal yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian tumbuh, yaitu rasa cintaku padamu, yaaa cinta karena-Nya. Maka cintailah aku karena-Nya pula, dengan apa adanya diriku. Jangan berharap aku menjadi pria yang sempurna”
“Maafkan aku, karena aku bukanlah seperti para Sahabat Rasulullah. Dan aku hanya pria biasa, maka pegang tanganku dan aku akan berusaha untuk selalu menggenggamu ke Jannah-Nya, agar kau dan aku tetap bersatu bukan hanya didunia, namun akan tetap bersama selamanya dikehidupan akhirat kelak”
Besar harapan hati ini untuk selalu bersamamu, semoga yang disemogakan dapat tersemogakan. Untukmu perhiasan hatiku, terimalah aku sebagaimana adanya diriku.
By: Ridwan 10-10-1991
Al-khawaridzmi
Spread peace, Science and kindness on the Earth
Minggu, 19 Mei 2019
Kamis, 25 April 2019
Pinjaman dana FIFGROUP cepat , mudah ,murah dan aman
Promotions
Promo Pembiayaan Multiguna untuk Memenuhi Kebutuhan Anda.
Sabtu, 03 September 2016
Langganan:
Postingan (Atom)